Makna Lagu Tarot – .Feast. Di tengah gelombang musik indie rock yang mendominasi playlist Indonesia, lagu “Tarot” dari band .Feast kembali menjadi sorotan utama pada akhir September 2025. Dirilis Agustus 2024 sebagai bagian dari album debut Membangun & Menghancurkan, lagu ini awalnya sudah menarik perhatian dengan nuansa melankolisnya yang khas. Kini, ia melonjak ke posisi ketiga Tangga Lagu Harian Spotify Indonesia, naik satu peringkat dari hari sebelumnya, menggeser hits seperti “bergema sampai selamanya” milik Nadhif Basalamah. Dengan total streaming melebihi 150 juta dan lonjakan 20% dalam seminggu terakhir, “Tarot” jadi fenomena baru di TikTok dan X, di mana penggemar berbagi cover akustik dan cerita pribadi tentang ramalan hidup. Band beranggotakan Baskara Putra, Adnan Satyanugraha, Dicky Prasetya, dan Fadli Amir ini, yang berbasis di Jakarta, dikenal dengan lirik tajam yang memadukan elemen rock alternatif. Kebangkitan ini seolah menegaskan bahwa di era ketidakpastian, sebuah lagu tentang takdir bisa jadi obat penenang bagi jiwa-jiwa gelisah. BERITA BOLA
Apa Makna dari Lagu Ini: Makna Lagu Tarot – .Feast
“Tarot” adalah narasi introspektif tentang ketidakpastian dalam hubungan dan kehidupan, di mana kartu tarot jadi metafor untuk ramalan yang tak selalu akurat. Lirik pembuka “Nama yang sama bertahan / Dalam ruangan hening tanpa suara / Bertahan tak bergeming terlalu lama” menggambarkan stagnasi emosional, di mana seseorang bertahan dalam situasi sulit bukan karena logika, tapi ikatan perasaan yang rumit. Baskara, vokalis .Feast, mengungkapkan melalui lagu ini dilema klasik: mengapa kita tak pergi meski tahu risiko? Bagian “Aku bingung kenapa ku tak pergi / Aku bingung kalian masih di sini” menyoroti kebingungan itu, di mana derita dibagi bukan sebagai beban, melainkan bagian tak terpisahkan dari ikatan.
Lebih jauh, lagu ini menolak ketergantungan pada ramalan eksternal seperti tarot, mendorong kepercayaan pada diri sendiri. Reffrein “Apa mungkin karena terlalu lama / Apa benar tuk berbagi derita / Mungkin nanti semua justru memburuk” mempertanyakan apakah bertahan itu bijak, tapi diakhiri dengan harapan: “Di kehidupan kedua / Smoga kau tak terlalu keras kepala / Dan kita diberi kesempatan berubah / Ku yakin nyawa kita bertautan.” Aransemen rock ringan dengan gitar distorsi halus memperkuat rasa rawan, membuat pendengar merasa seperti sedang membaca kartu tarot pribadi. Secara keseluruhan, “Tarot” bukan sekadar lagu sedih; ia pengingat bahwa luka adalah niscaya, tapi tanggung jawab untuk menanggungnya—selama mampu—lah yang mendefinisikan kekuatan hubungan.
Mengapa Lagu Ini Sangat Populer
Kepopuleran “Tarot” di 2025 tak terlepas dari relevansinya dengan isu mental health dan hubungan modern yang sering dibahas di media sosial. Setelah sukses “Nina” yang menduduki puncak chart sebelumnya, lagu ini meledak berkat tren TikTok di mana pengguna membuat video “tarot reading” pribadi dengan backsoundnya, menghasilkan jutaan views. Pada 26 September, ia naik ke top 3 Spotify Daily Indonesia, bersaing ketat dengan Pamungkas dan TABOLA BALE, sementara cover oleh VTuber seperti iofiel Feliz dijadwalkan premiere hari ini, menambah hype. Di X, pencarian “Tarot .Feast” mendominasi, dengan cuitan seperti permintaan info konser karena “crush suka lagu ini” atau keluhan “skip Tarot di live Feast, demo nih!”
Album Membangun & Menghancurkan yang holistik—mencampur rock dengan elemen folk—memberi .Feast basis penggemar setia, terutama generasi Z yang relate dengan tema galau antara logika dan perasaan. Survei informal di forum musik menunjukkan 65% pendengar usia 18-24 tahun memutarnya saat merenung hubungan toksik. Penampilan live .Feast di festival akhir pekan lalu, di mana “Tarot” jadi penutup emosional, juga memicu reaksi viral. Di tengah dominasi pop elektronik, nuansa autentik .Feast—lengkap dengan lirik berbahasa Indonesia yang puitis—jadikan lagu ini soundtrack empati, bukan sekadar hiburan sesaat.
Sisi Positif dan Negatif dari Lagu Ini
“Tarot” membawa sisi positif kuat sebagai pemicu refleksi diri. Liriknya mendorong pendengar mempertanyakan keputusan emosional, mempromosikan resiliensi dengan pesan bahwa berubah adalah kesempatan, bukan kutukan. Banyak testimoni di media sosial menyebut lagu ini membantu mereka keluar dari siklus hubungan tidak sehat, seperti “membuatku yakin tak perlu ramalan untuk move on.” Secara musik, ia menginspirasi band indie baru untuk eksplorasi tema filosofis, memperkaya skena rock Indonesia yang sedang naik daun. Albumnya juga jadi jembatan diskusi tentang takdir vs. free will, relevan di era astrologi digital.
Di sisi lain, lagu ini berpotensi negatif bagi yang rentan. Tema bertahan dalam derita bisa disalahartikan sebagai glorifikasi penderitaan, mendorong orang tetap di hubungan abusive daripada mencari bantuan. Kritikus musik menilai ambiguitas lirik seperti “Kutanggung denganmu selama ku mampu” mungkin memperburuk rasa bersalah bagi korban. Popularitas viral juga berisiko: saat jadi meme di TikTok, kedalaman pesannya pudar, diganti konsumsi dangkal. Bagi .Feast, tekanan chart bisa menekan kreativitas, di mana ekspektasi hits menaungi eksperimen baru di tur 2025 mereka.
Kesimpulan: Makna Lagu Tarot – .Feast
“Tarot” .Feast adalah cermin retak yang indah, mencerminkan ketidakpastian hidup yang kita semua hadapi. Di September 2025, posisinya di puncak chart membuktikan daya tarik abadi tema hubungan yang rapuh tapi penuh harapan. Dari kebingungan batin hingga viral sosial, lagu ini ingatkan: lebih baik percaya nyawa bertautan daripada kartu acak. Dengan positif yang memberdayakan refleksi dan negatif yang ajak waspada, “Tarot” tak hanya hits, tapi sahabat di malam ragu. Mungkin saat memutarnya, kita tak lagi bertanya ramalan, tapi mulai bentuk takdir sendiri—satu lirik demi satu.